Minggu, 28 September 2014


UNSUR KALIMAT
a)      SUBJEK
• Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
• Subjek biasanya berisi:
– Kata/frasa bendaàMeja direktur besar.
– KlausaàYang berkumis tipis adalah kekasihku.
– Frasa verbalàMembangun sistem informasi akuntansi sangat mahal.
• Dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang)apa (yang) kepada  PREDIKAT.
• Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek
b)      PREDIKAT
• Predikat menyatakan :
– keadaan yang dilakukan oleh S
– Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
– Jumlah sesuatu yang dimiliki S
• Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan K
• Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)
  • Contoh
  • Ibu sedang tidur siang à melakukan apa ibu?
  • Putrinya cantik jelita àbagaimana putrinya?
  • Kota Tanggulangin dalam acaman lumpur. àBagaimana situasi kota Tanggulangin?
  • Lusi seorang penyanyi à memberi tahu status Lusi
c)      OBJEK
• Bagian kalimat yang melengkapi P.
• Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.
– Nomina = buku
– Frasa Nomina = buku sejarah
– Klausa = buku sejarah pertempuran bangsa Melayu
• Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan O
– Contoh:
– Harmanto membuat …
– Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang à verba transitif à P yang memerlukan O
• JikaP diisi oleh verba INTRANSITIF maka O tidak diperlukan.
• Sehingga kehadiran O dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR.
Contoh:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang.
–mandi, tidur, pulang à tidak perlu O
• Obyek dapat menjadi Subyek bila dipasifkan
– Harmanto menulis buku ini
– Buku ini ditulis oleh Harmanto
d) PELENGKAP
• Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
• Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba.
• Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan O.
• Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan.
• Jika kalimat ada O maka biasanya Pel terletak setelah (di belakang) O.
• Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional
– Frasa adjektiva = benar sekali, sudah tidak layak
– Frasa preposisional = di, ke, dari sampai, selama, sepanjang
e) KETERANGAN (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
• Unsur Ket dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel.

• Dimanakah posisi keterangan itu? Bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.

Selasa, 16 September 2014

Nama              : M Budi Prasetio
Kelas               : V D
Tugas              : Jenis-Jenis  Frasa Dalam Majalah Bobo Edisi 18


Macam-macam Frasa endosentrik

1.      Frasa atributif, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan pola DM atau MD.
Cth:     Majalah Bobo. Sampul
            Rumah icha. Hal 10
            Rumah panggung hal 10
            Ujung rambut            hal 11
            Pemerintah Indonesia hal 19
            Negara Indonesia hal 19
            Taman rumah hal hal 20
2.      Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan)
Cth :    Dusty, si pesawat pembasmi hama  Hal 25
            Smokejumper, pemadam kebakaran yang terjun dari pesawat hal 25
3.      Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara).
Cth :    T ari menari hal 31   
            Kanan kiri hal 22
            Banyak sekali 22
4.      Frasa eksosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas.
Cth :    di sungai Hal 22
            Para raja hal 19
            Dari pak tani hal 26
            Di padang
            Dari cina hal 19
            Di jakarta hal18
            Di padang 44

           
           
           

            
A.    Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
(2) memperjelas makna,
(3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan makna,
(5) memperjelas pikiran ungkapan, dan
 (6) membentuk kesatuan pikiran.

Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
B.                 Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.


Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.

C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.


Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

D. Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat.


Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).
Sumber: Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo



UNSUR KALIMAT
a)      SUBJEK
• Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
• Subjek biasanya berisi:
– Kata/frasa bendaàMeja direktur besar.
– KlausaàYang berkumis tipis adalah kekasihku.
– Frasa verbalàMembangun sistem informasi akuntansi sangat mahal.
• Dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang)apa (yang) kepada  PREDIKAT.
• Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek
b)      PREDIKAT
• Predikat menyatakan :
– keadaan yang dilakukan oleh S
– Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
– Jumlah sesuatu yang dimiliki S
• Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan K
• Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)
  • Contoh
  • Ibu sedang tidur siang à melakukan apa ibu?
  • Putrinya cantik jelita àbagaimana putrinya?
  • Kota Tanggulangin dalam acaman lumpur. àBagaimana situasi kota Tanggulangin?
  • Lusi seorang penyanyi à memberi tahu status Lusi
c)      OBJEK
• Bagian kalimat yang melengkapi P.
• Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.
– Nomina = buku
– Frasa Nomina = buku sejarah
– Klausa = buku sejarah pertempuran bangsa Melayu
• Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan O
– Contoh:
– Harmanto membuat …
– Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang à verba transitif à P yang memerlukan O
• JikaP diisi oleh verba INTRANSITIF maka O tidak diperlukan.
• Sehingga kehadiran O dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR.
Contoh:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang.
–mandi, tidur, pulang à tidak perlu O
• Obyek dapat menjadi Subyek bila dipasifkan
– Harmanto menulis buku ini
– Buku ini ditulis oleh Harmanto
d) PELENGKAP
• Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
• Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba.
• Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan O.
• Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan.
• Jika kalimat ada O maka biasanya Pel terletak setelah (di belakang) O.
• Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional
– Frasa adjektiva = benar sekali, sudah tidak layak
– Frasa preposisional = di, ke, dari sampai, selama, sepanjang
e) KETERANGAN (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
• Unsur Ket dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel.

• Dimanakah posisi keterangan itu? Bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.

Rabu, 04 Juni 2014

NAMA       : M Budi Prasetio
NPM          : 126211525
KELAS      : IVD
MAKUL    : MORFOLOGI LANJUT

CONTOH PREFIKS, INFIKS, SUFIKS, DAN KONFIKS
1)      Prefiks
1.      Morfofonemik Prefiks meng-
a.       Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /k/, /g/, /ǝ/, /h/, /x/, bentuk meng- akan tetap meng- /meɳ/
       Contoh:
Ø  Rahmat mengantarkan Alan ke kampus(Rahmat ngeterke alan neng kmpus )
Ø  Dia menghilang bagai kilat( daene ngilang koyok kilat ae)
Ø  Rahmat mengulang mata kuliah sejarah sastra( Rahmat ngulang mata kuliah sejarah sastra)
b.      Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ň/, /ɳ/, /r/, /y/, /w/, bentuk meng- akan berubah menjadi me
·          Aku melihat dengan mataku sendir dia jatuh dari rumah,(awaku ndelok karo mata endas ku dewe kalo daene tibo seko omah)
·         Rahmat selalu meminum susu(Rahmat mendino ngombe susu)
·         Fadli merantau ke Perawang(Fadli merantau neng Perawang)
c.       Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /d/ atau /u/, bentuk meng- berubah menjadi men
·         Dia menderita karena penyakitnya(daene menderita karna penyakite)
·         Rahmat menunggu di halte(Rahmat ngenteni neng halte)
·         Nelayan mendayung sampannya(melayan mendayaung sampan e)
d.      Jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /b/, /p/,  atau /f/, bentuk meng- berubah menjadi mem-
·         Rahmat membuat bom(Rahmat ngae bom)
·         Dia mempunyai sebelas senjata(daene ndue sewelas senjata)
·         Polisi membubarkan demonstran.( polisi bubarke demonstran)
jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /c/, /j/, /s/, bentuk meng- berubah menjadi meny-
·         Mahsiswa  itu selalu menyusahkan Dosen(mahsiswa itu selalu nggae angel dosen)
·         Aku mulai m
(ayah padek suko e masaan padang)
·         guru menjelaskan materi tentang membaca cepat
(gughu menjolean materi tontang membaco copek)
e.       jika ditambahkan pada dasar yang bersuku satu, maka meng- berubah menjadi menge-
Contoh
·         meng + cat  = mengecat
·         meng + las = mengelas
·         meng + cap = mengecap

2.      Morfofobemik Prefiks per-
a.        prefik per- akan berubah menjadi pe jika bertemu bentuk dasar r
contoh
·         per + rusak + an = perusakan
·         per + ramal = peramal
·         per + rampok + an =  perampokan

3.      Morfofonemik Prefik ber-
a.       prefik ber kan berubah menjadi be jika ditambahkan pada dasar r
contoh
·         ber + ramai = beramai
·         ber + renang = berenang
·         ber + rasa = berasa
b.      prefiks ber berubah menjadi be jika bertemu pada suku pertamanya berakhiran er-
contoh
·         ber + korban = berkorban

4.      Morfofonemik Prefiks ter-
a.       Prefik ter akan berubah menjadi te jika bertemu bentuk dasar fonem /r/
Contoh
·         ter + rasa = terasa
·         ter + rebut = terebut
b.      Jika suku pertama berakhiran er, maka prefiks ter- ada yang muncul ada yng tidak.
Contoh
·         ter + pental = terpental (doni jatuh tepelanting ke somak)
c.       ter + percaya = terpercaya Diluar kaidah diatas, maka ter tidak berubah bentuk.
Contoh
·         ter + campur = tercampur
·         ter + siksa = tersiksa
·         ter + kaya = terkaya

5.      Morfofonemik Prefiks di-
Prefik di- tidak mengalami perubahan bentuk.
Contoh
·         di + bawa = di + ikat = diikat
·         di + ganggu = diganggu

A.    Sufiks
1.      Morfofonemik Sufiks –kan
Contoh
·         ambil + kan = ambilkan
·         campur + kan = campurkan
·         contoh + kan = contohkan
2.      morfofonemik Sufiks –i
·         ikut + i = ikuti
·         me + wakil +i = mewakili
·         me + warna + i  = mewarnai
3.      Morfofonemik Sufiks –an
Contoh
·         gerak + an = gerakan
·         makan + an = makanan
·         teriak + an = teriakan

B.     Infiks (sisipan)
Sisiapan terdiri atas /el/, /er/, /em/, /in/
Contoh
1.      Sisipan (-in-)
·         kerja- kinerja
·         sambung – sinambung
·         tambah – tinambah
2.      Sisipan (-er-)
·         suling – seruling
·         sabut – serabut
·         kudung – kerudung
3.      Sisipan (-em-)
·         guruh – gemuruh
·         turun – temurun
·         kelut – kemelut
4.      Sisipan (-el-)
·         luhur – leluhur
·         patuk – pelatuk
·         tunjuk – telunjuk
5.      Sisipan (-ha-)
·         dulu – dahulu
·         bagian – bahagian
·         saja – sahaja

C.     Konfiks
Gabungan antara awalan dan akhiran seperti (per-an, ber-an, ke-an, dll)              
Contoh
1.      Konfiks per-an
·         Pelabuhan
·         Pertandingan
2.      Permainan
3.      Konfiks  ke-an
·         kebersihan
·         ketiduran
·         kebasahan
4.      Konfiks ber-an
·         berprlukan
·         berdatangan
·          bersalaman